Senin, 12 Maret 2012

Dampak Dari Cara Mengatasi Anak Yang Menangis





Kadang kita sering melihat di mall-mall atau tempat umum, seorang anak menangis meraung-raung hanya karena ingin dibelikan mainan atau ingin sesuatu. Kita sering juga melihat anak sering memukul orangtuanya atau pengasuhnya, menjadi penakut, pembohong, cengeng dan lain-lain. Hal tersebut terjadi antara lain karena kita sering memakai cara yang salah dalam mengatasi anak ketika menangis. Kesalahan ini sering dilakukan oleh para orangtua, pengasuh atau orang dewasa lain secara sengaja baik tidak sengaja ketika mengatasi anak yang sedang menangis. Kebanyakan diantara mereka sering mengambil cara “gampang” atau jitu untuk menenangkan si kecil untuk berhenti menangis. Padahal cara gampang dan jitu itu justru semakin merusak mental dan pola pikir sang anak, sehingga menjadikan anak itu mempunyai sifat cengeng, penakut, pembohong, kasar dan sifat-sifat buruk lainnya.Berikut ini adalah menurut saya cara atau tips dan trik yang lebih baik dalam mengatasi anak yang menangis sehingga bisa membuat anak tersebut tidak menjadi anak yang mempunyai sifat-sifat buruk diatas. Bahkan menjadi anak yang pemberani, sabar, sopan, halus tutur kata, dan lain-lain. Hanya ada dua hal penyebab yang menurut saya “it’s okey” untuk seorang anak menangis. 


Pertama adalah RASA SAKIT, yaitu apabila seorang anak merasakan sakit secara fisik termasuk lapar dan haus. Kedua adalah RASA SEDIH, yaitu apabila seorang anak merasakan hal atau kejadian yang membuanya sedih. Hal-hal lain penyebab tangis antara lain MARAH, INGIN SESUATU, TAKUT, KANTUK, atau ALASAN GA JELAS, harus dibiasakan untuk tidak dijadikan alasan seorang anak untuk menangis. 


Apabila hal ini diterapkan sejak dini atau umur balita, maka Insya Allah anak kita menjadi anak yang tidak cengeng.Sekarang bagaimana menerapkan prinsip diatas? Kata kuncinya adalah KONTROL. Ketika anak menangis, kita harus tetap tenang, jaga emosi, dan harus segera mencari tahu alasan atau penyebab kenapa sang anak menangis. Apabila ia menangis karena rasa sakit atau sedih, kita boleh menenangkan dia dengan lemah lembut, ditimang atau dibelai. Tapi apabila anak tersebut menangis karena marah, kantuk atau ingin mainan, maka kita harus menenangkan mereka dengan nada suara tegas dan berwibawa. Jaga emosi kita jangan sampai mengeluarkan suara tinggi apalagi marah yang meledak. Apabila tangis mereka tidak mereda, maka kita boleh memberikan sangsi seperti di strap, dilarang bermain, atau dibiarkan sampai lelah sendiri. Hal ini memang kadang sulit dan mengganggu, namun kita harus tabah, sabar dan tega melakukan hal tersebut demi perkembangan psikologis dan pola pikir sang anak. Intensitas nada tegas dan wibawa kitapun harus seiring atau seimbang dengan nada tangis sang anak. Misalnya apabila tangis sang anak mulai mereda, maka nada suara kitapun harus mulai melembut. Jangan sekali-kali berlebihan, karena hal tersebut akan membuat wibawa kita malah berkurang. Jangan pernah mengeluarkan kata-kata kasar atau negatif. Apabila hal ini dilakukan sejak dini, maka lebih singkat waktu yang digunakan untuk membentuk pola pikir atau sifat anak yang tidak cengeng. Ketimbang apabila kita baru menerapkan hal ini misalnya ketika sang anak sudah berumur 3 tahun lebih.Ada EMPAT PANTANGAN yang menurut saya sama sekali TIDAK BOLEH  kita lakukan dalam menenangkan seorang anak ketika menangis. Namun ironisnya keempat hal inilah yang justru sering dilakukan oleh para orangtua atau para pengasuh anak. Ke Empat pantangan tersebut adalah:MEMANJAKAN, MEMBOHONGI, MENAKUT-NAKUTI dan MEMUKUL.1.


Memanjakan. Cara ini tentu ada pengecualian. Apabila tangisan sang anak disebabkan karena rasa sakit atau sedih, maka cara ini boleh dilakukan selama tidak berlebihan atau dibuat-buat. Namun apabila tangisan sang anak karena marah atau ingin sesuatu, maka jangan kita memanjakan mereka karena akan membuat mereka berfikir bahwa TANGIS ADALAH SENJATA ampuh mereka. Hal ini sangat penting. Jangan sekali-kali membuat sang anak menganggap bahwa menangis adalah cara jitu agar kemauannya dituruti. Berilah dia opsi lain, atau suggesti lain. Misalnya anak menangis karena tidak mau mandi, maka pertama-tama beri dia opsi untuk memilih kegiatan lain sebentar, setelah itu harus mandi. Apabila masih menangis, baru mulai dengan suara tegas dan berwibawa. Apabila tetap menangis, maka beri dia opsi mandi atau mendapat sanksi. Apabila tetap menangis juga maka mandikan dengan paksa dan hiraukan tangisannya. Atau berikan sanksi sampai dia mau mandi. Ingat, jangan sekali-kali menuruti kemauan dia untuk tidak mandi hanya karena dia menangis tidak mau mandi. Hal-hal yang tidak baik dilakukan:-       Hindari kebiasaan menggendongnya  setiap kali ia menangis.-       Apabila anda ingin menuruti kemauannya, maka suruh dia berhenti menangis dulu, baru turuti kemauannya. Jangan turuti kemauannya ketika ia masih menangis.-       Jangan Pernah Menyalahkan Orang lain, atau benda lain, apalagi memukul benda-benda yang membuatnya menangis. Misalnya menyalahkan dan memukul meja, ketika ia terbentur meja. Hal ini sangat buruk bagi perkembangan mental sang anak.2.    


MEMBOHONGI. Cara ini sangat sering dilakukan oleh para orangtua atau pengasuh untuk menenangkan anak ketika menangis. Misalnya anak menangis karena tak mau mandi, maka ia dibohongi dengan dijanjikan akan pergi jalan-jalan. Padahal setelah selesai mandi langsung makan dan tidur. Atau misalnya anak menangis karena pingin dibeliin mainan, maka ia dibohongin dengan dijanjikan akan dibelikan nanti sebentar lagi. Padahal ketika ia berhenti menangis, janji tersebut tidak pernah dipenuhi. Banyak lagi janji-janji palsu atau kebohongan-kebohongan yang dilontarkan demi menenangkan sang anak yang menangis. Hal ini sangat buruk bagi psikologis anak. Selain sang anak akan ikut menjadi pembohong juga, wibawa orangtua yang suka berbohong akan hilang dimata sang anak. Dan rasa percaya anak akan berkurang pada orangtua. Biasakanlah sang anak menerima keadaan apa adanya.    


MENAKUT-NAKUTI. Cara ini juga lumayan sering juga dilakukan karena lumayan jitu untuk menghentikan tangisan sang anak. Akan tetapi cara ini mempunyai dampak yang buruk bagi sang anak. Cara ini dapat membuat sang anak menjadi penakut, kehilangan percaya diri, dan pemurung karena merasa takut akan hal-hal yang seharusnya tidak ditakuti. Misalnya seorang anak menangis di mall, maka kita sering menakut-nakuti dengan mengatakan “Awas nanti ditangkep pak satpam!” atau dengan mengatakan “Awas nanti dimarahin si om tuh!” sambil menunjuk pada seorang bapak2 yang lewat. Ketika menangis di mobil kita menakut-nakuti dengan ancaman ditangkep pak polisi. Ketika menangis di rumah kita menakut-nakutinya dengan ancaman monster akan keluar dari kolong tempat tidur, atau patung macan akan hidup lalu menerkam dll. Kebiasaan menakut-nakuti ini harus dihilangkan agar sang anak tidak menjadi seorang penakut.


MEMUKUL. Cara ini adalah hal yang paling buruk karena bisa membuat sang anak menjadi trauma, rendah diri, kasar, violence atau bahkan menjadi seorang pembenci. Hindari melakukan pemukulan terhadap anak. Selalu kontrol emosi. Apabila sang anak sudah menangis berlebihan dan menyebalkan, dan anda sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menenangkannya, maka biarkanlah ia menangis sampai ia berhenti sendiri karena lelah. Jangan sekali-kali memukul atau menuruti kemauannya apalagi yang menurut kita tidak baik untuknya.Tidak perlu panik, stress atau bahkan sampai emosi ketika menghadapi anak yang sedang menangis. Tetap tenang, sabar, jangan hiraukan pendapat orang lain ketika anak kita menangis ditempat umum. Yang penting adalah bagaimana kita tetap mengatasinya dengan cara yang benar.Memang tidak mudah dalam ngatasang anak yang suka menangis. Selain kata kunci yang sudah disebut diatas yaitu KONTROL, baik dalam hal emosi maupun tindakan. Ada hal lain yang juga sangat penting dilakukan para orangtua yaitu bersikap konsisten terhadap tips dan trik diatas. Apabila sang ibu bersikap seperti ini, maka sang ayah, para pengasuh, nenek, om atau tante pun harus diberitahukan untuk bersikap yang sama terhadap anak tersebut.Berlakulah adil. Anak kita, meskipun masih balita, bisa merasakan sesuatu apabila kita berbuat kesalahan dalam menentukan kebijakan. Mereka punya insting atau naluri unik dalam menilai tindakan orangtua terhadap mereka. Misalnya kita melarang anak pergi ke rumah nenek karena menurut kita takut merepotkan nenek. Padahal sebenarnya neneklah yang ingin dikunjungin cucunya, maka sang anak akan merasakan sesuatu yang salah terhadap kebijakan kita. Apabila anak kita menangis dan susah berhenti, terkadang itu terjadi karena dia merasakan sesuatu yang salah terhadap kebijakan kita dan kita tidak mau mengakui kesalahan kita. Maka dari itu kita harus mengevaluasi diri dan segera minta maaf apabila ternyata kebijakan kita memang kurang tepat. Seorang anak menangis adalah hal yang biasa. Namun apabila kita sering salah dalam mengatasinya, maka dampak psikologis, sifat dan cara berpikir sang anak akan menjadi negatif. Sehingga bagaimana cara kita mengatasi anak yang menangis menjadi hal yang sangat penting.Semoga tulisan ini dapat membantu. Mohon maaf apabila ada pendapat atau saran saya yang tidak berkenan


Sumber klik disini